Toleransi seringkali dimaknai secara pasif—sekadar tidak mengganggu. Padahal, pada lingkungan pendidikan yang majemuk seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang dibutuhkan adalah “Toleransi Aktif”—upaya sadar untuk memahami, mendengar, dan menghargai perspektif yang berbeda. Mengajarkan Siswa untuk berpindah dari sekadar menerima menjadi menghargai perbedaan adalah kunci untuk membangun komunitas sekolah yang inklusif dan harmonis. Mengajarkan Siswa keterampilan ini secara langsung meningkatkan Integritas sosial mereka dan kemampuan mereka berinteraksi dalam masyarakat yang beragam. Mengajarkan Siswa pentingnya empati menjadi misi utama pendidikan karakter.
Salah satu cara efektif untuk Mengajarkan Siswa Toleransi Aktif adalah melalui Metode Pembelajaran berbasis dialog dan debat terstruktur. Dalam sesi debat, siswa dilatih untuk tidak hanya mempertahankan argumen mereka sendiri, tetapi juga untuk secara aktif mendengarkan dan merespons poin-poin yang disampaikan oleh kelompok lawan. Kegiatan Role-Playing yang diterapkan dalam mata pelajaran Kewarganegaraan kelas VII pada semester ganjil tahun 2026, misalnya, mewajibkan siswa untuk memainkan peran yang bertentangan dengan keyakinan pribadi mereka, memaksa mereka untuk memahami logika di balik pandangan yang berbeda.
Selain itu, program Peer Mediation atau Mediasi Sebaya juga merupakan sarana penting. Program ini melatih siswa terpilih untuk membantu teman-teman mereka menyelesaikan konflik kecil dengan prinsip saling menghormati dan tanpa kekerasan. Pelatihan mediasi ini menekankan pada Keterampilan Manajemen Waktu emosi dan pentingnya mencari solusi win-win. Tim Bimbingan Konseling (BK) SMP Bumi Pertiwi mengadakan pelatihan mediasi ini setiap hari Sabtu, 15 Maret 2025, yang bertujuan untuk mengubah konflik menjadi peluang untuk saling belajar dan berempati.
Dengan fokus pada Toleransi Aktif, sekolah memberdayakan siswa untuk melampaui bias dan prasangka. Mereka belajar bahwa perbedaan adalah sumber kekayaan, bukan perpecahan. Kemampuan untuk berempati dan menghargai pandangan berbeda yang diajarkan di SMP ini menjadi modal penting bagi siswa untuk menjadi individu yang matang dan bertanggung jawab ketika berinteraksi dalam lingkungan sosial yang lebih luas.